Materi pelajaran kelas III E.
Asmaul Husna artinya adalah nama-nama yang Baik bagi Alloh SWT yang berjumlah 99 nama.
Nama-nama tersebut menunjukkan kemahakuasaan Alloh SWT. dan sekaligus sebagai bentuk dari
kesempurnaan Alloh SWT. Dengan mempelajari Asmaul Husna kita akan mengetahui kebesaran
Alloh SWT dan memantapkan keimanan kita kepada Alloh SWT.
A. ALLOH SWT. MAHA ESA ( AL-AHAD ).
Landasan utama dalam mempelajari tentang asmaul husna Al-Ahad adalah QS.Al-Ikhlas, surat yang ke 112 yang terdiri 4 ayat dan diturunkan di kota Makkah dan tergolong dalam surat-surat Makiyyah. QS. Al-Ikhlas ini menegaskan atau isi pokoknya adalah tentang Keesaan Alloh SWT.
Al-Ahad artinya adalah Alloh Maha Esa, berarti Alloh SWT itu hanya Satu (Esa,Tunggal) dan keesaan-Nya meliputi dalam Zat maupun Sifat -Nya. berikut bunyi QS.Al Ikhlas :
Alloh Maha Esa artinya Alloh itu satu, tidak berbilang atau tidak ada Tuhan selain Alloh SWT, hanya Alloh yang wajib disembah, tidak beranak artinya mustahil Alloh itu punya anak dan tidak diperanakkkan artinya tak ada satu makhlukpun yang sanggup memaksakan kehendak-Nya, tidak ada juga yang menyamai-Nya dan oleh karena itu kita beribadah hanya kepada Alloh SWT. semata.
B. ALLOH MAHA PEMBERI ( AL-WAHHAB )
Al-Wahhab adalah salah satu nama-nama Alloh SWT. yang baik, yang artinya adalah Alloh SWT. Maha Pemberi. Semua yang ada di alam ini diberi oleh Alloh SWT. berupa Karunia dan Alloh SWT pun tak berharap kepada hamba-Nya. Pemberian Alloh SWT. kepada semua hamba-Nya tak terbatas oleh tempat ataupun waktu, Alloh SWT. memberikan karunia-Nya kapanpun dan dimanapun hambanya berada.
Semua itu menandakan Kemaha Besaran dan Kemaha Agungan Alloh SWT. Kebesaran dan Keagungan Alloh SWT. tidak akan berkurang walaupun semua hamba-Nya kufur dan begitu pula sebaliknya Kebesaran dan Keagungan Alloh SWT.tidak akan bertambah meskipun semua hamba-Nya taat kepada Alloh SWT. karena Kebesaran dan Keagungan Alloh SWT. tidak membutuhkan sesuatu apapun dari makhluk-Nya atau hamba-Nya.
Al-Wahhab adalah Asmaul Husna yang tidak boleh dimiliki oleh makhluk atau Hamba-Nya karena hamba atau makhluh hanya bisa meminta dengan cara berdo'a, sedangkan jika manusia atau makhluk Alloh SWT. di muka bumi ini memberikan sesuatu kepada hamba yang lain maka masih banyak yang mengharap balasan (pamrih), sedangkan Alloh SWT. tidak pernah berharap kepada makhluk-Nya untuk meminta balasan. Orang yang memberikan sesuatu dengan mengharap balasan, maka orang tersebut digolongkan Pamrih dan Riba, dan hal tersebut telah dijelaskan Alloh SWT. pada Q.S.Al-Mudats-tsir ayat: 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar